Rabu, 13 Agustus 2014

Budaya dan Ciri Khas Kota Tuban.




Hampir semua orang pasti mengenal kota Tuban dengan sebutan khasnya yaitu “Bumi Wali”

Kota tuban terletak di jalur Pantura, meskipun Tuban adalh kota yang kecil namun sekarang telah menjadi daerah Industri, ini di karenakan ada beberapa perusahaan besar yang beroperasi di sana, seperti: PT. Semen Gresik, PT. TPPI dan juga PT Holcim Indonesia. Sekilas, jika kita hanya melihat sambil jalan, tak banyak keistimewaan dari kota Tuban ini, akan tetapi sebenarnya Tuban memiliki banyak objek wisata yang layak untuk di kunjungi. jika kita telah masuk kota Tuban, di Jalan Raya Semarang, kita akan menjumpai Terminal Terapung yang baru di bangun beberapa tahun yang lalu. Sekitar 10-15 km dari Terminal tersebut, terdapat makam salah satu Wali Songo, penyebar Islam di pulau Jawa yang terkenal, yaitu Sunan Bonang. Pemakaman Sunan Bonang ini juga dijadikan objek wisata religi, terletak tepat di sebelah barat Kantor Pemda Kabupaten Tuban. Di samping komplek pemakaman ini, terdapat Masjid Agung Tuban,salah satu ikon kota Tuban.

Dan beberapa meter dari sini, bagi anda yang tertarik dengan sejarah, anda bisa mengunjungi musium kambang putih. Di musium ini, terdapat batu besar yang disebut “Batu Tiban” yang konon dijatuhkan menjadi asal usul nama kota Tuban.





Kota yang memiliki lambang Kuda ini, juga berjuluk Kambang Putih, ini di karenakan Kota Tuban dikelilingi oleh bukit-bukit kapur, yang juga menjadi salah satu sumber penghasilan masyarakat Tuban. Selain itu, Kota Tuban juga terkenal sebagai Kota seribu Goa. Yang satu ini memang tidak berlebihan, karena di Tuban terdapat banyak sekali goa-goa kecil maupun besar. Diantaranya yang dijadikan objek wisata dan di kelola dengan serius adalah Goa Akbar dan Goa Putri Asih.
Mengunjungi wisata di Tuban anda pasti mendengar budaya Sandur yang dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan yang Maha Esa serta merupakan perjalanan hidup manusia. Bersamaan dengan perjalanan budaya masyarakat Tuban , ide permainan mengkristal menjadi sebuah bentuk pertunjukan dan melibatkan unsur ritual magic. Meski bentuk ungkapan sandur ini sangat bersahaja , namun isi tema pertunjukan sarat dengan falsafah kehidupan, moral, dan pendidikan, serta kritik sosial. Sayangnya pertunjukan budaya sandur ini tidak setiap hari bisa anda saksikan hanya dalam bulan bulan tertentu diadakan pertunjukan tayub. 


Salah satu makanan khas Tuban adalah Ampo, ya Ampo namanya. Ampo merupakan tanah liat yang diserut. Masyaraakat Tuban percaya bahwa ampo dapat menguatkan sistem pencernaan. Bahkan memakan tanah liat juga dipercaya sebagai obat yang dapat mengobati beberapa macam penyakit.
Proses pembuatan ampo terbilang cukup sederhana. Tidak semua tanah dapat dijadikan ampo. Ampo dibuat dari tanah liat pilihan yang terbebas dari kotoran, kerikil, pasir dan sampah. Kemudian tanah liat dicampur air sampai kalis, lantas dipadatkan menjadi balok. Barulah balok tanah liat tadi diserut dengan kayu pipih/bambu, sehingga tanah liat membentuk gulungan seperti astor. Selanjutnya serutan tanah liat tersebut dipanggang di atas tungku hingga menghitam. Biasaya proses pemanggangan ini memakan waktu 4 jam.

Meski dibuat dari bahan dasar tanah, namun ampo tidak berpengaruh terhadap kesehatan. Sebuah penelitian menyebutkan, memakan tanah liat akan melindungi dan mencegah masuknya bakteri dan virus ke usus, serta meningkatkan penyerapan nutrisi oleh tubuh.
Tak hanya di Tuban, Ampo juga dikenal di Brebes, dan sebagian wilayah di Jawa Barat. Harga ampo relatif murah yakni 150 rupiah perbungkus. Ampo buatannya biasanya dipesan para pedagang di pasar atau dijadikan oleh-oleh khas Tuban.



Warga masyarakat Kota Tuban mempunyai ciri khas tersendiri yang membedakannya dengan yang lain, bahkan sudah terkenal sampai ke pelosok negeri. Beberapa diantaranya adalah warga masyarakat kota Tuban terbiasa hidup bergotong-royong dalam berbagai aktivitas. Kebiasaan untuk saling tolong-menolong telah merasuk dalam jiwa masyarakat Kota Tuban dan menjadi salah satu daya tarik tersendiri yang membedakan warga kota ini dengan kota lainnya. Selain gotong royong warga Masyarakat Kota Tuban juga termasuk Pekerja Keras. Mayoritas warga Kota Tuban bukanlah orang yang mampu dalam standar finansial pada umumnya namun mereka tetap semangat dalam menjalani hidup. Selain itu warga masyarakat Kota Tuban adalah pejuang pemberani, sikap pemberani ini telah terlihat sejak masa kepemimpinan Adipati Ronggolawe di Kerajaan Majapahit. Mereka selalu ingat pesan para leluhur mereka yang telah berjuang lebih dulu dalam mempertahankan kemerdekaan. “Selalu siap demi kebenaran” adalah moto warga masyarakat Kota Tuban yang tak pernah tertuliskan namun terpatri dalam tiap sanubari.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar